Welcome

Delete this widget from your Dashboard and add your own words. This is just an example!

Hidup Nyaman Dalam Keluarga

Minggu, 07 Januari 2018

Komunikasi Tanpa Kekerasan dalam Keluarga




          Keluarga adalah tempat pertama individu mendapatkan proses pembelajaran, termasuk pelajaran dalam berkomunikasi. Sejak usia25 minggu, janin sudah dapat mendengar dan mengenali suara orang-orang terdekatnya. Penelitian membuktikan bahwa komunikasi yang dilakukan sejak dini semacam itu, akan membuat ikatan emosional antara bayi dan orangtuanya semakin dekat.

          Keluarga juga berperan besar dalam pembentukan karakter dan perilaku individu. Meskipun lingkungan di luar keluarga juga dapat mempengaruhi sifat individu, namun keluarga tetap menjadi tempat utama dimana individu diajarkan tentang nilai dan norma, termasuk juga kekerasan.

          Komunikasi merupakan hal yang penting untuk mempererat hubungan keluarga. Komunikasi yang baik akan membuat keluarga lebih kuat daan harmonis. Namun tidak jarang komunikasi yang dilakukan dengan kekerasan terjadi dalam keluarga. Kekerasan disini tidak selalu berupa makian atau kata-kata yang tidak baik. Kalimat teguran, kritik, sindiran, pengancaman berlebihan, atau bahkan pujian yang menyakiti anak sudah merupakan komunikasi dengan kekerasan. Kalimat seperti “kamu akan ibu pukul kalau makanmu tidak habis”, atau “ wah tumben sekali kamu bangun pagi” adalah salah satu contoh komunikasi dengan kekerasan.

          Komunikasi tanpa kekerasan akan memupuk penghormatan, perhatian, dan empati, serta memunculkan keinginan untuk selalu bersama. Hal paling mudah untuk menghindari tindakan komunikasi dengan kekerasan adalah dengan mengatakan “tidak” dan “jangan”. Katakanlah apa yang kita inginkan,bukan apa yang tidak kita inginkan. Demikian juga apabila kita hendak meminta sesuatu pada seseorang, katakanlah apa yang kita inginkan untuk dilakukan orang itu, bukan apa yang tidak kita inginkan untuk dilakukan orang tersebut.

          Dengan terbinanya komunikasi tanpa kekerasan di dalam keluarga, maka anak tersebut akan memiliki kepribadian dan karakter yang baik. Anak akan menjadi lebih mudah untuk diajak bekerjasama. Selain itu anak menjadi tidak akan segan bercerita kepada orangtuanya dan mendiskusikan masalah yang dihadapinya, dengan demikian oranngtua lebih mudah dalam mengontrol dan mengawasi anaknya.


Belajar mengubah pikiran, bahasa, dan keputusan moral akan memperkuat persahabatan dan relasi yang selama ini kita jalin. Semoga bermanfaat dan menjadi renungan kita bersama.

0 komentar:

Posting Komentar